Baru kemarin rasanya
aku tersenyum saat pertama kali mengenakan pakaian putih biru.
Baru kemarin rasanya aku menginjakan kakikku untuk pertama kali di SMP Negeri 2.
Baru kemarin rasanya aku duduk di kelas sembilan satu.
Baru kemarin juha rasanya aku menemukan sejuta kebahagiaan.
Baru kemarin rasanya aku menginjakan kakikku untuk pertama kali di SMP Negeri 2.
Baru kemarin rasanya aku duduk di kelas sembilan satu.
Baru kemarin juha rasanya aku menemukan sejuta kebahagiaan.
Dan sekarang aku
harus benar benar meninggalkan itu semua, meninggalkan sekolah kebanggaanku,
meninggalkan guru-guru tercintakku, meninggalkan sahabat-sahabatku,
meninggalkan semua kenangan yang telah terukir indah selama 3 tahun..
14 Juni, Aku berdiri
disini, beberapa meter dari gerbang sekolahku. Sudah beberapa tukang bentor menaikan
telunjuknya, menawarkan apakah aku mau menumpang. Namun aku menggeleng kecil.
Aku belum tau apa aku mau pulang. Aku masih betah berdiri disini, menatap
sekali lagi sebuah nama yang amat sederhana “SMP NEGERI 2 Rantepao” tapi
menyimpan sejuta makna.
Beberapa menit yang
lalu teman-temanku satu per-satu pulang, mereka menoleh kebelakang sesekali.
Menatap sebuah gedung sekolah, yang menjadi tempat mereka menimba ilmu selama
tiga tahun ini. Berjuta kenangan tersimpan disana . Namun hari ini mereka
hasrus saling mengucap sampai jumpa. Hari pelepasan memang hari paling
menyakitkan sedunia. Hari banjir airmata. Tapi juga hari paling membahagiakan.
Hari beramah tamah dengan guru dan teman-teman. Saling berjabat tangan,
berpelukan, meminta maaf, membicarakan rencana selanjutnya. Satu hari yang amat
berharga dari tiga tahun. Beberapa jam yang mewakili kekentalan persaudaraan,
dan persahabatan yang terjalin selama ini. NAMUN SEKARANG MEREKA TELAH BENAR
BENAR PERGI.
Aku berdiri disini
bukan sekedar berdiri, aku berusaha mengingat segalanya tentang aku di sekolah
ini. Melihat diriku dari awal, dari sejak pertama kali aku menginjakan kakiku
disini yang mengantarkan aku pada sejumlah kisah hidup masa remajaku.
Dulu juga aku
berdiri disini, tepat disini, dan menatap gedung ini. Namun dulu untuk yang
pertama kali.
Banyak hal yang aku lalui di sekolah yang aku rasa adalah sekolah terhebat di dunia. Sekolah yang mampu mengubah jalan pikiranku. Sekolah yang mampu mendewasakanku. Sekolah yang mempu menjadikanku seperti sekarang ini.
Banyak hal yang aku lalui di sekolah yang aku rasa adalah sekolah terhebat di dunia. Sekolah yang mampu mengubah jalan pikiranku. Sekolah yang mampu mendewasakanku. Sekolah yang mempu menjadikanku seperti sekarang ini.
Aku masih berdiri
disini dengan seragam rapi. Di tanganku kini ada sebuah map yang berisi Surat
tanda kelulusan, Surat berkelakuan baik, dan segala mamcam surat yang telah dilegalisir
untukku.
Aku masih berdiri
disini, aku berusaha tersenyum pada semua kenanganku di sekolah ini, aku
tersenyum manis untuk segala kenangan indah dan akupun berusaha tersenyum manis
untuk segala kenangan pahit dan getirnya kehidupan remajaku karena pada
dasarnya hal itulah yang mampu mendewasakanku.
Rasanya baru kemarin
aku duduk di ruangan itu. Ruang kelas yang bertuliskan “IX.I” atau “UFOnion” ruangan
kelas yang berjuta juta kenangan tersimpan disana. Aku mencoba mengingat-ingat
lagi semuanya dari awal. Yang manis dan yang pahit.
Aku masih berdiri
disini, rasanya baruu kemarin MOS itu aku jalani. Dan hari ini aku telah
benar-benar sah menjadi seorang alumni.
Aku mengingat-ingat
segalanya, rasanya ada yang tertinggal di dalam sana. Dan aku sudah memeriksanya,
di kelas, di kantin, di perpustakaan, dan tentu saja di dalam kelas, entah apa
yang membuatku ingin memeriksa kelas yang berawarna putih benhur itu. Rasanya kelas
itu menyimpan sebuah kenangan tapi aku masih bingung ingin menyebutnya kenangan
manis atau kenangan pahit.
Aku harus pergi
sekarang! Namun hembusan angin yang kali ini lebih kencang mampu menggoyahkan
diriku, membuat aku masih tetap ingin tinggal. Aku memejamkan mata berusaha
mengingat apa yang tertinggal.
…Lama aku mengingat
dan semua sia-sia…
Tapi sekarang aku
tahu, apa yang tertinggal disini, Berjuta kenangan, Berjuta harapan, Berjuta
kasih sayang tertinggal disini. Di sekolah ini..
0 komentar on "Perpisahan Itu Seperti Senja"
Posting Komentar